Pena Mahasiswa - Musyawarah daerah ke-XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang berlangsung di Jember, pada tanggal 7-9 Desember kemarin, diakui atau tidak, kenyataan telah menampakkan pertikaian antar cabang IMM se-Jawa Timur. Pasalnya diakhir menjelang pemilihan, sebanyak 12 cabang yang hampir separuh dari jumlah cabang IMM se-Jawa Timur, telah memilh untuk melakukan walk out atau keluar dari forum permusyaaratan. Beragam perspektif pembelaan yang dilakukan oleh DPD dan panlih untuk mengkondusifkan forum nyatalah tidak mampu menuai hasil. Tidak menjadi semakin kondusif, nalar-nalar yang dibangun nyatalah semakin menampakkan kecacatan dalam moment yang seharusnya berlangsung khidmat tersebut. musyawirin tentu berfikir dua kali jika hendak melanjutkan proses yang cacat, ada oknum yang bermain, ada pihak yang sengaja mempergunakan kekuasaanya untuk mengkondisikan hasil dari kemauan musyawirin.
Beragam kecacatan tersebut antara lain:
1. Waktu yang lama tertunda dan jauh dari jadwal acara yang tertulis
2. Jumlah peserta musyda yang semenjak awal tidak jelas
3. Kerja panlih yang tidak transparan
4. Kontradiksi koordinasi antara panlih dan DPD (panlih telah memberikan informasi hoax dan sembrono)
5. Pengumuman peserta musyda yang memiliki hak pilih dilakukan di penghujung acara menjelang pemilihan
6. Pemutusan hak pemilih yang cenderung sepihak, 26 komisariat se-surabaya yang sejak awal telah semarak menjadi peserta, ternyata hanya diputuskan menjadi 19 komisariat (alasan panlih lemah sekali)
7. Akhirnya panlih dan DPD saling lempar tanggungjawab atas kerancuan tersebut, musyawirin terkejut atas fenomena kedewasaan DPD IMM Jawa Timur.
Jika hal tersebut masih bisa ditolelir dan dimaklumkan dalam acara pemilihan pemimipin sekelas DPD atau Jawa Timur. Kami seluruh cabang yang telah tergabung apada nalar sehat pengkaderan, akan tetap melakukan penolakan, sangat mengecam tindakan sarkas tersebut. Bagi kami kekuasaan itu kepercayaan, bukan kaleng-kaleng suara. Kami akan tetap mengusahakan terulangnya arena pemilihan yang fair, kalah dan menang itu keniscayaan, yang terpenting dan utama bagi kami adalah proses yang menyehatkan.
Korlap Aliansi: Milada Romadhoni Ahmad, S.Sos. (NIA: 13.18.3147)
0 Komentar