Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Pasang Iklan Dsini

Semua Hanyalah Pencitraan

Pena Mahasiswa - Tahun politik merupakan sebuah tahun dimana banyak masyarakat yang gaduh akan calon pemimpin yang akan mereka dukung, saling menjatuhkan antar pasangan calon, fitnah, berita hoax dan sebagainya. Hal tersebut memang tidak bisa kita hindarkan, dengan adanya berbagai macam masalah di tahun-tahun politik menunjukkan bahwa bangsa kita masih sangat minim akan pendidikan politik nilai, saling menginjak, menyikut, bahkan menikam hanyalah sebagian kecil gambaran kekejaman politik praktis.

Manusia hidup di dunia memiliki 4 tahapan Imam Suyuthi dalam kitab Busyra al-Kasib bi Liqa’ al-Habib mengutip perkataan Abu al- Qasim. Beliau menjelaskan tentang empat fase kehidupan yang akan dilalui oleh manusia, setiap fase lebih luas jangkauan daripada sebelumnya:

Pertama, fase di dalam kandungan ibu (rahim). Tempat ini sangat sempit dan gelap.

Kedua, fase di alam dunia. Di sini manusia dilahirkan serta ia akan bertumbuh dan berkembang. Tempat ini sebagai penentuan amal baik ataupun buruk seseorang. Maka manusia perlu menyiapkan diri di sini untuk menghadapi fase setelahnya.

Ketiga, alam barzakh. Tempat ini lebih luas daripada alam dunia.

Keempat, alam keabadian, baik surga maupun neraka.

Fase Pencitraan

Seiring perkembangan zaman, perkembangan pola fikir manusia pun tak dapat di hindarkan, gemerlapnya dunia mampu membuat banyak manusia menjadi kalap. Menglalalkan segala cara untuk menjadi yang terdepan, tak pandang siapa kawan siapa lawan saling tikam pun akan di lakukan bilamana ada yang berusaha menghalangi jalan tujuan untuk kepuncak.

Seperti yang di alami oleh bangsa kita di akhir-akhir tahun ini, pesta demokrasi yang seharunya mampu mengedukasi masyarakat agar lebih mawas diri terpakasa harus tercemar oleh jahatnya pertempuran politik nasional. Semua pasangan pun menunjukkan sucinya tubuh mereka, semua tim sukses memuja-muja, mengagung-agungkan pasangan calon yang di usungnya bak dewa yang sempurna.

Namun tanpa kita sadari, semua itu hanyalah Pencitraan belaka untuk mendapat dukungan dari seluruh masyarakat, janji janji di obral untuk mendapat kursi. Namun setelah dapat kursi, dimana janji janji yang keluar dari lubang gua busuk mereka itu? 

Lantas haruskah kita menjadikan mereka sebagai pemimpin? Dalam Qs. Al maidah ayat 57 allah swt. Telah berfirman "Hai   orang-orang  yang  beriman,  janganlah  kamu  mengambil  orang-orang  yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik) sebagai WALI (pemimpinmu).  Dan  bertakwalah kepada Allah  jika  kamu betul-betul orang-orang yang beriman.”

Maka, atas dasar ayat tersebut penulis mengajak seluruh masyarakat terutama diri penulis sendiri untuk memilih sebaik-baiknya pemimpin untuk memimpin negeri kita yang katanya tanah surga ini.


Oleh : Arif Hakim

Kabid. RPK PK. IMM Salman Alfarisi

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar