IMMBOJONEGORO.OR.ID - Pagi hari ini, Senin (5/8/2019), aku memaknai sebuah pandangan mataku yang tertuju pada 2 sosok orang yang setia dalam menjalankan amanah dan tanggung jawabnya serta rasa kekeluargaan yang begitu amat penting. Semenjak kemarin malam (Ahad, 4/8/2019), aku mendatangi dan berkumpul bersama di karenakan ada kabar duka yang menimpa seseorang sahabat dari ujung timur Bojonegoro. Musibah tersebut yaitu adalah kecelakaaan yang mengakibatkan sahabat saya ini terbaring lemas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bojonegoro.
Dua sosok orang yang setia ini adalah dua orang yang menjadi motivator pribadi bagiku. Dua sosok tersebut yang pertama adalah Bapak Dosen saya sendiri ketika kuliah dulu dan sosok yang kedua adalah teman seperjuangan dari kampung.
Selama semalam dan sampai pada pagi hari ini aku bersamanya, ada 2 point penting yang terbayang dalam benak pikiranku. Pertama, kesetiaan dan tanggungbjawab dalam menjalankan amanah sebagai dosen sangat dijunjung tinggi oleh dosen saya ini ketika dulu kuliah. Mengapa demikian? Bukan tentang hal yang mewah atau istimewa yang dilakukan oleh dosen saya ini, tetapi hal yang sangat sederhana bagiku, dimana seorang dosen setia mengantarkan dan menunggu teman atau sahabat saya yang terkena musibah tadi hingga sampai hasil pemeriksaan dokter muncul dan bisa dinyatakan pulang oleh dokter. Artinya, kesetiaan dan tanggungjawabnya sebagai dosen kepada mahasiswanya sangat total, apalagi dalam hal yang sederhana dan bahkan dianggap tidak begitu wow. Namun, saya memandang ini hal yang luar biasa. Jarang kita menemui dosen yang sangat tanggung jawab seperti ini sementara dosen tersebut juga mempunya keluarga dan aktifitas lainnya.
Yang Kedua adalah sahabat saya dari kampung yang berjuang bersama - sama di kotan dan kampus yang sama, namun bedanya saya lulus duluan. Rasa kekeluargaan yang di contahkan oleh sahabat saya ini bagaikan saudara kandung. Sahabat se-kampung saya ini yang menemani sahabat saya yang terkena musibah tadi dari berangkat ke RSUD sampai dengan sekarang ini yang mengurusi terkait admninstrasi dab hal - hal lainnya. Saya dan juga teman - teman saya yang lainnya sangat begitu faham, jarak rumah, dari ujung mana dan ujung mana, sama - sama dari 2 ujung yabg berbeda. Sari ujung selatan dan ujung timur, namun rasa kekeluargaan yang ia miliki sangat tinggi hingga membuat saya iri. Mungkin kalau saya berkata "Itulah keluarga sejati, dimana kita sakit dab siapa yang menolong kita tanpa pamrih, itulah keluarga sejati kita".
2 sosok ini menjadi siraman qolbu untuk tetap terus berfastabiqul khairat dan menjadi kajian di pagi hari ini. Semoga bermanfaat.
RSUD Bojonegoro, 5 Agustus 2019
Ariez Arseta
0 Komentar