PENA-BOJONEGORO, Belajar dari pengalaman menjadi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di salah satu kecamatan yang ada di wilayah Bojonegoro. Menjadi abdi negara adalah suatu tugas atau pekerjaan yang sangat membanggakan bagi mereka yang belum pernah menjadi abdi negara. Katakan saja saya, saya baru pertama kali ini menjadi abdi negara, apalagi di tingkatan wilayah kecamatan. Pada November 2017 lalu, saya terpilih dalam seleksi pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di wilayah kecamatan Sekar untuk menjadi penyelenggara Pilkada Serentak Tahun 2018 di tingkat kecamatan.
Setelah melalui waktu demi waktu dalam menjalankan tugas itu, dan tepatnya 3 hari pasca pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan pada 27 Juni 2018 lalu, baru terfikir dalam benak saya, ternyata mengabdikan diri menjadi abdi negara bukan sekedar kata - kata dan tugas semata. Apalagi menjadi abdi negara dalam pemilihan kepada daerah untuk memimpin daerah kabupaten/kota di tahun berikutnya. Menjadi abdi negara dalam pemilihan kepala daerah adalah bagaimana kita menjaga netralitas kita sebagai penyelenggara layaknya kita berpuasa menahan hawa nafsu.
Dari hal itulah kita belajar, belajar menjaga profesionalisme dan netralisme untuk negara, diri dan masyarakat. Tuntutan - tuntutan itulah yang nantinya akan melatih kita, membawa kita kepada pengabdian yang sesungguhnya. Bukan sekedar pengabdian kata - kata dan tugas semata untuk menyelesaikan tugas saja.
Dari sinilah saya mengerti makna pengabdian kepada negara. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengabdi kepada negara dan mari kita maknai pengabdian itu dengan sungguh - sungguh, bukan sekedar pengabdian kat
a - kata semata. Fastabiqul Khairat, bersembilan Garuda - Garuda muda Indonesia.
Sabtu, 30 Juni 2018
*Penulis : Ahmad Khoiris (PPK Sekar)
0 Komentar