Lahir kedunia dengan tangisan yang begitu kencang, itulah kita saat lahir dan membuat ayah dan ibu kita menangis bahagia dan menaruh harapan besar kelak saat kita dewasa. Tahun berganti dan tingkah laku kita bertambah aktif yang membuat ayah dan ibu kita kerepotan mengawasi dan menjaga kita agar tetap aman dan nyaman. Kehidupan yang dulu sangat ramai karna tingkah laku kita kian memudar ketika kita memasuki bangku SMP, yang mana masa-masa puber mulai memasuki diri kita, gaya hidup, kebutuhan, dll., membuat ayah ibu kita membuka dompet selebar-lebarnya, hanya untuk kebahagiaan kita. Begitu kita memasuki masa yang sangat-sangat indah dan mungkin banyak kenangan yang indah karena kita sudah berada dalam kelompok remaja, karena saat itulah seorang bayi yang tumbuh sadar akan jati diri masing-masing. Dari asmara yang mulai tumbuh dan kemudian patah, ada juga yang semakin giat dalam mendalami bakatnya, olah raga, game, seni dsb.
Semua yang kita alami sebagian besar berjalan dengan skenario yang indah dan kita pun senang dengan cerita kita dari kecil sampai sekarang ini. Adapun yang kurang pas buat diri kita, mungkin ada yang sedikit berbeda dalam masa-masanya, mau kita protes, kita juga gak bisa merubah masa lalu dengan skenario yang kita inginkan lalu kita nikmati, malah bisa jadi waktu kita sia-sia karena ambisi kita yang ingin merubah skenario yang kurang sempurna di masa lalu.
Tuhan dengan segala skenarioNya yang begitu indah memberikan begitu saja kepada kita sebagai aktor dalam film kita masing-masing. Dan didalam perfilman akan ada momen bahagia dan juga akan ada momen yang sangat menderita, kalo di film yang dibuat oleh manusia pasti alurnya maju, mundur, kalo tidak maju mundur, pasti akan seperti itu sampai-sampai kita melihat sekilas cerita diawal, kita udah bisa nebak ending dari kisah terbuat pasti seperti yang kita kira, dan itu pasti benar, karena semua yang ada di film pasti seperti itu, matematika manusia alias mudah ditebak.
Nah bisa dibayangkan kalo hidup kita sama seperti film yang sangat mudah ditebak, hidup kita tidak akan ada enaknya bisa jadi tidak ada kata KENANGAN dalam diri kita. Bagaimana tidak, saat kita melakukan sesuatu pasti kita akan tau dampak akibat dari perbuatan kita. Dan saat kita merasakan kebosanan hidup karena tau ending dari perbuatan kita, kematian yang kita pilih.
Ending dari kehidupan ini bukan kematian belaka, bukan juga kesuksesan atas perbuatan kita. Akan tetapi seberapa besar perasaan kita menikmati peran yang sudah diberikan Tuhan kepada kita, sejauh mana pendalaman karakter, ekspresi wajah, intonasi kata saat bersandiwara, itu semua Tuhan yang menilai. Mendalami karakter dan menguasai emosional adalah salah satu rasa syukur yang amat sangat mendalam kepada Tuhan, justru ketika kita protes kepada Tuhan karena katakter yang diberikan kepada kita tidak seperti yang kita inginkan. Ibarat kata, ketika seorang aktris diberikan peran kepada sutrada sebagai pengemis dan aktris tersebut menolak karena tidak pantas ia perankan, maka jangan harap naik daun dan viral dimuka bumi ini. Begitu juga sebaliknya, jika peran tersebut ia ambil dan dierankan dengan sepenuh hati dan berakting seakan-akan ia pengemis betulan, maka di pertemuan mendatang akan ada tawaran yang lebih dari peran sebelumnya.
Bukan berarti kita pasrah dengan segala hal yang kita alami saat ini, akan tetapi nikmati apa saja yang sudah diberikan Tuhan atas kita dan ikhlaskan apa saja yang sudah terjadi dalam kehidupan kita, jika kita percaya kepada Tuhan bahwa skenario yang Tuhan kasih kepada kita itu baik untuk kita dan juga untuk seluruh jagat raya ini, maka kepercayaan kita akan terjadi.
Amar13
2 juli 2018
0 Komentar