Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Pasang Iklan Dsini

Merdeka atas Dalil


penulis : Ketua Bidang Tabligh PK. IMM Ahmad Dahlan STIT MuBo

Berkata asy-Syaikh al-'Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah,

الحرية الصحيحة هي اتباع الكتاب والسنة؛ لأنّهما يحرران العقول ويحرران العبيد من الأهواء ومن الشهوات ومن الأفكار ومن الآراء الضالة والشاذة؛ بل يحرران الناس من عبادة الأشجار والأحجار والشيطان والطواغيت، وهذه هي الحرية الصحيحة، تكون باتباع الكتاب والسنة،

"Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah dengan mengikuti al-Qur’an dan Sunnah, karena keduanya memerdekakan akal, memerdekakan seorang hamba dari kekangan hawa nafsu dan syahwat, dari pemikiran-pemikiran yang menyesatkan dan ganjil, bahkan memerdekakan manusia dari peribadatan kepada pepohonan, bebatuan, syaithan, dan thogut, inilah kemerdekaan yang benar, yakni dengan mengikuti al-Qur’an dan Sunnah.

وأما مخالفة الكتاب والسنة فهذه عبودية وليست حرية، فيكونون عبيد أهوائهم، وعبيد أفكارهم ورغباتهم، وعبيد من قلَّدوهم على ضلال

Adapun menyelsihi al-Qur’an dan Sunnah, maka inilah perbudakan bukan kemerdekaan, sehingga mereka menjadi budak-budak bagi hawa nafsunya, bagi pemikiran dan keinginannya, dan menjadi budak-budak kepada siapa yang mereka ikuti di atas kesesatan."

📚 Bayanul Ma'ani fii Syarhi Muqoddimah Ibnu Abi Zaid al-Qoirawani, hal. 91 - Al-Atsary Majalengka

Bagaimana menurut anda tentang kutipan diatas?
Apakah ada yang berfikiran "ah al-quran dan sunnah lagi" atau ada yang berpendapat "tanpa mengikuti al quran dan sunnahpun kita sudah merdeka kok, dengan akal pikiran kita sudah tau mana yang salah dan yang benar, tak perlu lah ditambahi al-quran dan as sunnah kayak orang alim aja." Padahal sebenarnya hal-hal baik yang kita lakukan bersumber dari keduanya, hanya saja seringkali kita menjadi kacang yang lupa kulit. Kita sibuk mengikuti perkembangan zaman dan trend sehingga lupa dan menjadi tabu dengan sesuatu yang berhubungan dengan agama.

Hal inilah yang biasanya menjadi persoalan ketika logika berpikir yang dipandang keluar dari pemahaman mainstream. 

Ikata Mahasiswa Muhammadiyah memiliki Trikompetensi dasar, yaitu :

1. Religiulitas
2. Intelektualitas
3. Humanitas

Urutan diatas tidak dapat diubah karena kita sebagai organisasi islam harus memiliki dasar al islam yang kuat terlebih dahulu untuk menjadi seorang intelektual yang berkelas. Itulah yang menjadi ciri dari kader IMM sendiri . lalu mengapa sebagian dari kita yang ketika mendengar perihal berkaitan dengan al quran dan hadist malah memandangnya sebagai sesuatu yang membelenggu? Sesuatu yang menjurusnya pada pemenjaraan kebebasan dan pemikiran duniawi.

Perlu dipahami bahwa alquran-dunia-pemerintah-organisasi tidaklah sesuatu yang saling bertentangan. Hanya pemikiran dan orang-orangnya lah yang membuat adanya perbedaan.

Disinilah kita perlu memerdekaan akal-akal kita agar tidak selamanya memandang sesuatu hanya dengan sebelah mata. Tidak terjebak dengan hal-hal yang terlihat nyata saja, tapi sinkronkan keduanya jangan terbudak dengan sesuatu yang dianut mayoritas. Tak perlu lah kita merasa berlebih dengan seseorang yang suka berdalil dengan alquran dan hadist. Tanpa disadari malah kita sendiri yang berlebihan dengan isu dan realita. 
Jika Michael Hard penulis buku tersohor di AS tidak tanggung-tanggung menuliskan nama Muhammad dalam urutan nama tokoh yang berpengaruh di dunia lalu kenapa kita umat islam merasa risih jika disebutkan ayat al-quran dan penggalan hadist dalam kehidupan sehari-hari? Jika memang benar dan tidak keluar konteks kenapa harus berdalih lain.

Bojonegoro, 17 Agustus 2019
[Novy]
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar