Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Pasang Iklan Dsini

Merdeka secara Kaffah


penulis adalah Ketua Bidang Kader PC. IMM Bojonegoro

Prakata _"Selamat ulang tahun Indonesiaku, Setiap yang lahir ada perayaan ulang tahun/milad dan sebuah kepastiannya adalah kematiannya"_

Menilik sejarah ketika Indonesia dijajah oleh negara Belanda selama 350th, pada tanggal 20 Maret 1602 Belanda mendirikan _Verenigde Oostindische Compagnie (VOC)_ untuk menguasai perdangan rempah" dan membangun perusahaan diindonesia, tepatnya didaerah Banten.
Tidak lama kemudian VOC mendirikan Markas di Sulawesi Selatan setelah mengetahui bahwa didaerah Banten ada negara" lain yang bersaing untuk perdangan.
Namun keberadaan VOC disulawesi selatan mendapat perlawanan oleh _Sultan Hasanudding,_ akhirnya pihak Belanda dan Sultan Hasanudding ini membuat perjanjian yang dikenal dengan perjanjian _Bongaya._

Berjalannya waktu Sultan Hasanudding menyadari bahwa perjanjian tersebut sangat menyengsarakan rakyat Indonesia.

Pada tahun 1942 - 1945 negara Jepang menjajah indonesia, ada banyak peristiwa berdarah.
Dan akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah pembacaan Proklamasi oleh Ir. Soekarno atau yang disebut Kemerdekaan Indonesia (Kilasan sejarah kemerdekaan Indonesia).

Namun disini bukan hanya berbicara tentang Sejarah Penjajahan atau Kemerdekaan Indonesia. Melaikan berbicara mengenai *Kemerdekaan Fikiran Rakyat Indonesia.*
Yang masih menjadi pertanyaan adalah tentang, apakah rakyat Indonesia ini sudah merdeka sepenuhnya? Begitupula fikiran rakyat indonesia sudah merdeka?.
Benar secara catatan sejarah Indonesia sudah merdeka dengan dibacakannya Teks Proklamasi Kemerdekaan :

Proklamasi
"Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja."

Djakarta, 17 - 8 - '05
(Wakil-wakil bangsa Indonesia)

Dimalam 17 Agustus 2019, bertepatan pada malam Sabtu, saya beserta kawan" Merefleksikan diri dan mencoba untuk Membuka Fikiran dan Membangun Mindset, kebetulan ini hari yang pas untuk berdiskusi tentang Kemerdekaan Indonesia.

Selama Umur 74th Indonesia dan Rakyat Indonesia masih berada dalam kebodohan atau lebih tepatnya masih belum menyadari bahwa kita sebagai rakyat Indonesia masih dijajah oleh Pemikiran Politik  Kaptalisme Kolonial Belanda.
Dulu Kaum Pribumi/nenek Moyang dipaksa Kerja Rodi istilah halusnya Kerja Wajib Negara oleh perusahaan" VOC dan Hindia Belanda untuk bekerja di bidang Ketahanan & Keamanan, Selain itu menjadi (penebang kayu) dan buruh tani diperkebunan, ada yang dipekerjakan di perkebunan Kopi, teh, gula, dll.

Pendoktrinan Mindset Penjajah
Pernah mendengar istilah dpl atau ukuran ketinggian.
Benarkah ketinggian tanah mempengaruhi tanaman kopi dengan cita rasa kopi dan bahkan mempengaruhi pertumbuhan pohon kopi? Sudah pernah mencoba menanamnya?
Kalau kita melihat sejarah yang mana kaum pribumi yang dipekerjakan menjadi buruh tani perkebunan hanya mendapat upah, bahkan cuman membawa kulit dari biji kopi untuk dikonsumsi dan hasil kopi yang berkualitas baik akan masuk kepada perusahaan VOC dan inipun dijaga ketat oleh penjaga" keamanan dengan alasan agar kaum" pekerja tidak bisa keluar dari perkebunan tersebut,
Alasan kenapa sekarang masyarakat Indonesia meminum secangkir kopi harus dikasih gula? Apakah karena rasa khas pahit kopi, ataukah zaman dulu nenek moyang mengajarkan kita mencampur gula ke dalam secangkir kopi?
Kembali lagi kepenjelasan saya diatas bahwa kaum pribumi  memakai kulit atau biji kopi yang busuk/jelek, agar manis dikasih gula.
Perusahaan" gula sendiri pada masa itu, masih banyak dikuasai oleh pemerintahan kolonial.

Pendoktrinan terkait lahan tanam oleh Kolonial, Seakan-akan ada pemetaan/pengotak-kotakan antara daerah ini subur ditanami pohon ini, dan daerah ini pohon ini.
Pribumi atau Kaum buruh yang dipekerjakan tidak tau bahwa itu adalah peta yang sudah direkayasa agar perusahan gampang untuk mengoperasikan hasil panen lewat 1 pintu atau 1 daerah.

Disini terlihat gambaran bahwa rakyat indonesia dulu sampai sekarang masih dijajah oleh pemikiran" dari peta kapitalisme kolonial Belanda, dengan pemikiran" yang turun temurun diwarisi oleh nenek moyang kita.

Pembodohan Tak berujung
Sama halnya seperti Gerakan Satu Desa Satu Produk
Pernah mendengar istilah One Village, One Product ini adalah istilah yang digagas oleh Gubenur Provinsi OITA (Jepang) yang bernama Morihiko Hiramatsu,
Gerakan OVOP dimulai tahun 1979, Dengan dalil Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Jepang.
Dan akhirnya program OVOP ini mulai diterapkan diindonesia pada tahun 2007, berdasarkan peraturan Kementrian Perindustrian Nomer : 78/MIND/9/2007.
3 Prinsip utama aktivitas pemberdayaan dalam OVOP :
- Local Yet Global
- Self-Seliance and Creativity
- Human Resource Development

Melihat dari 3 Prinsip diatas menurut saya bagus, dengan salah satu adanya Self-reliance and creativity, karena gerakan ini juga hendak menekankan kemandirian para aktor lokal dalam mengelola usaha produk mereka. Artinya, para penduduk lokal lah yang secara aktif mengelola secara mandiri usaha mereka ini, sedangkan pemerintah hanya berperan menyediakan asistensi yang dibutuhkan bagi mereka untuk mengembangkan usaha mereka ini.
Tapi disini yang masih mengganjal/timbul pertanyaan bagi saya adalah Apakah pemerintah Indonesia sudah sepenuhnya menyediakan fasilitas bagi rakyatnya yang membutuhkan bahan-bahan atau alat-alat reproduksi lokal atau perusahaan lokal??? 
Rakyat indonesia seakan-akan dijadikan pekerja buruh, bahkan yang lebih parahnya lagi rakyat Indonesia banyak yang masih menjadi pengangguran, sarjana S1 banyak yang menganggur karena kurangnya lapangan pekerjaan.
Apakah pemerintahan Indonesia atau perusahaan-perusahaan milik indonesia juga pernah mengekspor produk ke luar negeri??? Iya, kekayaan SDA (Sumber Daya Alam) sangat melimpah. Tapi Indonesia hanya mampu mengekspor barang mentah dengan harga bisa dibilang murah, dan mengimpor barang jadi dari luar negeri dengan harga yang lebih mahal, belum lagi perusahaan-perusahaan milik asing, dan apalagi kurs nilai mata uang Indonesia masih terbilang rendah. Lagi-lagi dari 3 point diatas apakah sudah terwujud, atau hanya menjadi bayang-bayang semu? Masihkah kita mau dibodohi dan terpengaruh oleh pemikiran para penjajah dengan dalil-dalil kapitalisme?

Disini juga sudah tergambar bahwa orang-orang asing dengan saham atau perusahan yang berada diindonesia jumlahnya sangat banyak, bisa kita menilik Freeport yang mengeksplorasi kekayaan Indonesia, Bank, Pertamina dll. Masih banyak SDA yang dikuasasi oleh negara-negara asing. Menurut pemikiran saya One Village One Product hanya Pembodohan yang tak berujung....

Bojonegoro, 17 Agustus 2019
[Zadit]

#MerdekaIndonesiaku
#KemerdekaanFikiran
#Dirgahayu74th
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar