Oleh : Arif R. Hakim
Jutaan liter darah menghujani tanah ibu pertiwi
Selama 350 tahun nenek moyang di kebiri
Oleh kolonialisme yang tak tahu diri.
Malam kini membentuk serdadu bintang
Angin mengalirkan dinginnya pikiran
Dilawan dengan panasnya kopi pahit warisan nenek moyang.
Lampu-lampu hias terpajang di depan rumah
Secerah senyum anak-anak yang bermain ukulele di perempatan lampu merah
tujubelas Agustus tahun empat lima
Identitas baru bangsa telah di gelorakan
dua anak perwakilan bangsa Indonesia berdiri dengan tegap
Diatas mimbar jalan pegangsaan.
Cita-cita merdeka atas penjajahan
Kini telah di kabulkan oleh tuhan
Tujupuluh empat, bukanlah angka yang sedikit
Bagi umur bangsa Indonesia.
Katanya, negara kita sudah merdeka
Nyatanya, di umur tujupuluh empat
Masih banyak masyarakat yang tersiksa.
Katanya, negara kita sudah merdeka
Nyatanya, penjajahan dengan gaya baru
Dibiarkan tanpa ada perlawanan.
0 Komentar