Oleh : -
IMMBOJONEGORO.OR.ID - Berkaca dari pribadi sendiri, seseorang dengan sosok diam akan lebih suka menuangkan perasaannya atau isi dalam hatinya pada sebuah tulisan. Baik lewat artikel, cerita, kisah ataupun gagasan dalam pikirannya kedalam sebuah tulisan di media sosial maupun media online yang sekarang ini marak dikalangan masyarakat. Selain dalam bentuk tersebut, seseorang juga akan menuangkan isi hatinya tersebut dalam coretan kecil di history WA, Instagram, Twitter, Facebook dan lain - lain.
Hal tersebut dirasa akan mampu menenangkan hati dan pikirannya atas gagasan - gagasan atau pikiran - pikiran yang ia miliki. Dengan demikian, harapan dari si penulis tersebut akan ada orang yang membacanya dan mengetahui apa yang ada dalam hatinya atau pikirannya.
Salah satu pemicu hal tersebut selain karakter si penulis sebagai sosok yang pendiam, pemicu yang lainnya adalah karakter penulis sebagai seorang pemikir. Berbeda dengan karakter seorang penggerak. Karakter seorang penggerak akan lebih condong menuangkan gagasan atau pemikirannya dalam bentuk gerakan nyata, atau bisa dikatakan dalam bentuk kegiatan. Entah itu dalam bentuk aksi, sosial, maupun bentuk kegiatan praktis yang nantinya akan dilihat dan dinilai oleh orang lain yang tujuan utamanya adalah memberikan stimulus kepada orang yang melihat untuk turut ikut dan memberikan tanggapan akan tindakannya.
Kembali lagi pada tulisan sebagai pokok pikiran atau isi hati. Dengan ditulisnya gagasan atau pokok pikiran tersebut, maka orang tersebut sama halnya dengan melakukan curhatan kepada seseorang. Namun bentuknya dituangkan dalam tulisan bukan dalam bentuk lisan.
Ketika menggukan tindakan ini, si penulis tidak bisa mendapatkan tanggapan langsunh oleh orang lain. Tergantung dari orang lain tersebut yang peka akan apa yang dituliskan atau dituangkan isi hatinya dalam tulisan tersebut. Dan itu bisa dikatakan sebagai sosok orang seperti saya.
Namun, kita juga tidak bisa menghindari, inilah salah satu cara yang dimiliki manusia untuk menuangkan segala apa yang ada dalam tulisannya. Baik sedih, senang, gembira ataupun pokok pikiran yang tujuannya untuk mengajak kepada orang lain membahas suatu hal atau perkara.
Demikian inilah apa yang selalu menjadi ungkapan saya dalam menuangkan segala gagasan dan isi hati yang tak mampu kutuangkan dalam bentuk nyata. Saya hanyalah manusia yang masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan.
Nuun, walqolami wamaayasturun.
Alun-alun Bojonegoro, 26 Mei 2019
*Penulis adalah Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
0 Komentar