IMMBOJONEGORO.OR.ID - Dalam momentum H-5 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-55, IMM Bojonegoro sebagai bagian dari cabang IMM yang ada di Indonesia tentunya mengharapkan perubahan dalam tubuh IMM itu sendiri khususnya di wilayah IMM Bojonegoro. Bertepatan pada agenda Kajian Rutin Sabtu sorean atau yang singkat KRS'an, IMM Bojonegoro merefleksikan momentum Milad IMM ke-55 ini sebagai harapan untuk menyongsong IMM ke masa depan.
Dalam Kajian Rutin Sabtu sorean (KRS'an), ada beberapa pokok refleksi sebelum membahas bagaimana harapan IMM kedepan khususnya IMM Bojonegoro. Beberapa point tersebut adalah sebagai berikut :
1. Melihat kondisi IMM pada saat ini dan beberapa waktu sebelumnya, IMM mengalami penurunan dalam hal keilmuan baik ilmu agama maupun ilmu umum. Oleh sebab itu, mahasiswa Muhammadiyah pada umumnya dan IMM pada khususnya wajib mengembangkan dan menuntut keilmuan baik ilmu agama maupun ilmu umum. Selanjutnya, IMM juga wajib mengembalikan ajaran Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw, karena tidak bisa dipungkiri bahwa IMM adalah bagian dari Muhammadiyah yang mana Muhammadiyah adalah organisasi Islam pengikut Nabi Muhammad Saw. (Rofik/Salman Alfarisi)
2. Mengembalikan syariat Islam pada diri kader IMM adalah kewajiban, yang mana IMM sebagai salah satu Organisasi Kepemudaan (OKP) Islam di bawah naungan Muhammadiyah. Selain itu, IMM sebagai organisasi Kepemudaan (OKP) Islam juga harus menjadikan masjid sebagai tempat dakwah, atau dalam bahasa modernnya adalah kembali ke Masjid sebagai pusat sentral pendidikan atau penyebaran ajaran agama Islam. (Farhan Ulil/Salman Alfarisi)
3. Pada point yang ketiga ini, adalah pokok pembahasan dalam lingkup internal IMM sendiri. Yang mana, makna Ikatan dalam IMM sudah mulai pudar dan menghilang. Hal itu tidak jauh disebabkan oleh dampak dari perkembangan zaman yang mana pada era millenial ini, manusia banyak lebih kepada sifat individualisme. Efek individualisme tidak lain disebakan oleh perkembangan teknologi yang tidak bisa dibendung oleh masyarakat. Efek game yang merajalela sehingga banyak bermunculan gamer baik dari kalangan muda maupun kalangan tua. Hal inilah yang menyebabkan lupanya seseorang terhadap teman disekitar atau orang yang ada disekitar sehingga lupa untuk menyapa, bersenda gurau dan bahkan berdiskusi terutama pada kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu, IMM dituntut untuk mengembalikan makna ikatan sebagai bentuk pengembalian rasa kekeluargaan di dalam tubuh IMM. (Sitin & A. Khoiris/Salman Alfarisi & PC. IMM Bojonegoro)
4. Permasalahan kualitas kader, dari tahun ke tahun selalu menjadi problematika IMM. Bagaimana IMM menuntaskan persoalan kualitas kader ini terutama dalam wilayah Bojonegoro. Terntunya update perkaderan akan selalu di butuhkan oleh setiap pimpinan di masing - masing level. (Arif R. Hakim/Salman Alfarisi)
5. Selain persoalan kaderisasi, dalam IMM juga selalu terbayang - bayang persoalan bagaimana arah gerak IMM ini? Sudah tercapaikan atau belum?. Persoalan ini juga selalu membelenggu pikiran dalam tubuh organisasi IMM. Dalam wilayah Bojonegoro, memang permasalahan ini juga menjafi permasalahan yang sentral dalam kemajuan IMM. Dan dalam menyelesaikan persoalan ini, kualitas kader akan mempengaruhi dari jawabannya. Oleh sebab itu pula, intropeksi dalam tubuh IMM sangat perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan - permasalahan tersebut. (Vitra Ayu/Salman Alfarisi)
Setelah mengupas tuntas point - point refleksi dalam momentum Milad IMM ke-55 ini, kini saatnya IMM membahas bagaimana IMM kedepannya?. Disampaikan pula pada agenda KRS'an tersebut yang dilaksanakan pada Sabtu 9 Maret 2019 ini, gambaran - gambaran jawaban terkait beberapa persoalan yang dihadapi mulai bermunculan.
Pertama, dalam menanggapi permasalahan kualitas kader, banyak bermunculan rekomendasi jawaban untuk mengentaskan permasalahan ini. Beberapa jawaban diantaranya adalah belajar menjadi pribadi yang amanah, tanggung jawab dan tegas (Farhan Ulil & Zadit/Salman Alfarisi/Ahmad Dahlan). Selain 3 pokok tadi, juga ada tambahan yaitu berupa pelatihan untuk meningkatkan skill dan keilmuan kader (Vitra Ayu/Salman). Tentunya juga masih banyak gambaran lain terkait solusi - solusi dari permasalah ini, tidak hanya pada jawaban - jawaban ini saja, karena dalam jawaban ini baru diambil dari pengalaman kader - kader IMM yang berkecimpung dalam organisasi intra kampus ataupun komunitas masyarakat lainnya diluar organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Bisa diambil contoh seperti kajian buku, selanjutnya dikupas tuntas atau dibedah untuk ditularkan kepada yang lainnya (A. Khoiris/PC. IMM Bojonegoro).
Sementara itu, dalam konteks meningkatkan keagamaan, sebelum beranjak kepada solusi yang besar maka kita harus menilik solusi terkecil yang berdampak besar terlebih dahulu yaitu dengan saling mengingatkan dan mengajak kepada sholat berjamaan dan tepat waktu. Karena, dalam urusan keagamaan, ibadah adalah menjadi hal paling utama (Rofik & A. Khoiris/Salman Alfarisi & PC. IMM Bojonegoro).
Diakhir, disimpulkan oleh Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Kabupaten Bojonegoro bahwa dalam melakukan refleksi dan intropeksi diri secara kelembagaan ini, tentunya dari periode ke periode akan selalu berusaha melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik. Berkhusnudzon dengan apa yang terjadi adalah salah satu bagian untuk tetap selalu berfikir positif. Selain itu, dalam memahami konteks permasalahan ini, terutama bagi kader - kader baru IMM, mungkin saat ini belum bisa memahami secara utuh, tetapi pada sati tahun atau beberapa tahun kemudian hal tersebut pasti akan difahami. Dan juga pula solusi - solusi untuk memperbaiki akan selalu ada dan muncul (Danial Wahyu/PC. IMM Bojonegoro).
Salam Penutup
"Dalam perjuangan ini tidak ada yang abadi kecuali Iman, Ilmu dan Amal". (PC. IMM Bojonegoro)
*Tulisan ini disampaikan oleh : Rofik, Farhan Ulil, Arif R. Hakim, Vitra Ayu, Sitin, Zadit, A.Khoiris & Danial Wahyu
*Editor : A. Khoiris
0 Komentar