Assalamualaikum. Wr. Wb.
(Tidak sekedar guyonan saja, tetapi bermakna dikehidupan)
Semua orang pernah dengar "katakan yang benar meskipun pahit, atau sepahit apapun". Tapi dalam istilah jawa, wacana kui bener tapi belum tentu pas.
Manusia dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:
1. Manusia digerakan dengan akal dan nurani
2. Manusia belajar dari pengalaman dan kejadian
Dari 2 dinamika itulah manusia akan mengalami apa itu proses metamorfosis (lebih dewasa dan mengerti mana itu baik, mana itu buruk)
Nah... Sekarang ada keaadaan antar manusia di mana terapan yang tepat adalah "nyatakan kebenaran meskipun pahit". Tetapi dalam keadaan lain pada konteks sosial yang berbeda maka akan berubah menjadi "simpan dan sembunyikan kebenaran demi terciptanya kerukunan bersama". Salah satu analoginya, saat kita menyapa teman yang mempunyai kekurangan pada rambutnya (botak). Kita tidak mungkin memanggil dengan kata " we pek nodi tak botak" 😄😄😄..((sido gegeran lak an)).
Menyembunyikan kebenaran terkadang merupakan sebuah hal yang harus kita lakukan. Meskipun itu sebenarnya merupakan kebohongan. Kebenaran terkadang bisa merupakan tindakan yang mulia. Tetapi, bisa juga memicu keburukan sosial apabila dilakukan tidak pada waktu yang tepat.
Jika terapan kata dari Ali bin Abi Thalib " undzur ma qa la wala tandzur man qa la (dengarkan apa yang diucapkan, jangan lihat siapa yang mengucapkan)" ini memang tapat untuk sesama manusia. Tetapi jika untuk sosok manusia jadi-jadian maka akan berbunyi " undzur man qa la wala tandzur ma qa la (lihat siapa yang mengucapkan, jangan terjebak oleh apa yang diucapkan). Mirip photo senyum pingger dalan kui lo!! 😁.
Jadi sebuah kebenaran pada zaman sekarang sulit untuk dipilih dan dipilah mana yang benar disebut kebenaran. Lantas apa yang akan kita lakukan?? "Saya pun masih bingung tentang jawaban tersebut". 😄
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
By : Danial Wahyu Alhaqqy
Ketum PC. IMM Bojonegoro
0 Komentar