PENA-BOJONEGORO, IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), ada satu hal yang ingin penulis ungkapkan, "SAYA BANGGA Ber-IMM, 2012 saya mengikuti pengkaderan Darul Arqom Dasar (DAD). Saya kader biasa yang tak pandai bicara atau mengolah kata, tapi waktu serasa singkat. Periode 2013-2014 saya terpilih menjadi ketua Pimpinan Komisariat IMM Salman Alfarisi. Pasti anehkan, kok bisa sesingkat itu? Alasannya karena IMM Bojonegoro ini sempat mengalami krisis kader. Hal inilah yang menyebabkan mudahnya mendapatkan jabatan. Lanjut cerita, di periode 2014-2015 saya mendapat amanah menjadi sekretaris bidang Kader Pimponan Cabang IMM Bojonegoro. Wah lagi-lagi cepat banget yah, di periode 2015-2016 sayapun mendapat amanah baru lagi yakni ketua bidang Organisasi Pimpinan Cabang IMM Bojonegoro dan selanjutnya periode 2016-2017 saya menjadi Sekretaris Umum Pimpinan Cabang IMM Bojonegoro."
"Wah, pasti siapapun yang membaca atau yang tau cerita saya pasti berfikir saya ini merupakan kader yg berprestasi, kader yang handal. Padahal jabatan-jabatan itu bukan hasil rebutan ketat seperti layaknya pemilihan bupati atau gubernur, ataupun presiden. Siapa saja yang haus akan jabatan bisa mendapat jabatan itu dengan mudah. Mudahnya mendapat jabatan bukan berarti meremehkan amanah. Satu tahun saya bersama Badan Pengurus Harian (BPH) PC. IMM Bojonegoro melaksanakan amanah yang di percayakan kader-kader (anggota) tentu saja mengalami banyak hal, salah satunya konflik internal. Wahhh, KONFLIK??. Menurut saya ini hal yang wajar, organisasi tanpa konflik bagai sayur tanpa garam. Konflik yang dimaksud bukan konflik adu kekuatan atau adu kesaktian. Konflik ini hanya sebatas perbedaan pendapat yang pastinya akan ada musyawarah guna menyatukan perbedaan. Nah jadi kalau malas berkonflik ya jangan berorganisasi", ungkap si penulis.
Lanjut si penulis, "Organisasi itu simple, anggap saja semuanya keluarga, pasti menyenangkan. Suatu keluarga pasti memiliki cita-cita, begitupun organisasi. Apabila salah satu anggota keluarga sakit pasti akan mengusahakan secepatnya untuk sembuh, begitu pula dalam organisasi. Dan yang pasti, menu makan keluarga tidak berbeda antara anggota 1 dengan yang lainnya, sama halnya dengan organisasi. Banyak yang masuk lalu keluar, ada pula yang tetap bertahan sampai akhir. Bagi yang masuk lalu keluar mingkin mereka berfikir organisasi hanyalah ada konflik, sangat di sayangkan kalau alasan keluar mereka hanya itu. Andai mereka tau konflik merupakan ilmu yang tak di undang. Dari konflik itu memaksa kita berfikir solusinya, dari solusi itu kita akan belajar tentang ilmu, ya.. ilmu tentang msnajemen konflik. Dan tidak hanya dari situ saja, masih banyak ilmu-ilmu lainnya, diantaranya : bagaimana menjdi peribadi yang berwibawa, bagaimana memenejemen sebuah acara, bagaimana tata cara melobi, dan banyak lagi lainnya".
Tapi saat ini saya bagaikan kader yang tak tau arah. Bagaimana bisa begitu? Baru-baru ini terdengar kabar IMM yang saya bangga-banggakan sedang menghadapi masalah internal yang tak kunjung usai tetapi malah sebaliknya, semakin keruh. IMM yang SATU ternodai karena adanya perpecahan di Pimpinan tertinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Kita Pimpinan Cabang (PC) bisa apa? Di zaman yang now ini, Egois lebih penting dari pada persatuan, Berani mati demi pertahankan GENGSI. Entah apa maksut dari semua ini. Mungkin Ada gerakan terstruktur dan masif untuk kepentingan, namun entah apa. Ada drama yang dibuat oleh kelompok yang berbeda, tetapi dengan bahasa (gerakan) dan Almamater yang sama.
"Sangat di sayangkan. Biarlah yang berkuasa di sana perang dengan saudarnya. Kita sekelas PC bisa apa? Pimpinan tertinggi yang seharusnya jadi contoh kenyataannya memberikan contoh yang negatif. Sudahlah biarlah mereka berlomba-lomba dalam KE-Baikan/Mungkaran".
Pimpinan Cabang (PC) tetap melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Realisasi Program Kerja). Hanya sisakanlah semangat untuk IMM. Kobarkan semangat, Kibarkan merah di bawah panji merah putih. IMM Bojonegoro BERSATU.
Salam Faskho (Maroon Fighter)
M. A. H (ketum PK. Salman Alfarisi (Domisioner)).
0 Komentar