Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Pasang Iklan Dsini

Muhammadiyah untuk Pendidikan



Kini organisasi Muhammadiyah menginjak umur ke-107 tahun, dalam beroganisasi banyak kontribusi yang disumbangkan untuk bangsa dan negara, dari awal mula perjuangan Kiai Dahlan di kauman, sampai sekarang sudah berkembang dipelosok negeri. Persolan yang lertama kali disentuh Kiai Dahlan tidak lain tidak bukan adalah pendidikan, bagaimana perjuangan beliau beserta santrinya memberantas penindasan dari segi pendidikan.

Anggaran dana pendidikan ditahun 2019

Berbicara pendidikan, saat ini kabinet kedua dari Presiden Joko Widodo yang dibantu oleh mantan Direktur Gojek, Bapak Nadiem Makarim dalam mennagani persoalan pendidikan, diharap bisa menjawab tantangan pendidikan di Indonesia yang kian buruk. Kita tahu bolak balik ganti warna kurikulum dengan dalih untuk metode pembalajaran yang baru, tapi apa efect dari semua itu? Selain itu, dana untuk pendidikan yang  kini mencapai 492,5 triliun juga jadi pertanyaan besar untuk kita sebagai masyarakat, apakah dana itu sesuai akuntabilitas yang ada atau justru macet di pemangku kebijakan? Ada satu lagi yang membuat penulis agak jengah dengan pendidikan yang ada di Indonesia, entah ditaraf sekolah dasar sampai atas atau pun ditaraf kemahasiswaan. Banyaknya persoalan pendidikan yang ada itu ada banyak faktor selain dua hal di atas, yakni tugas dari guru atau pengajar. Sering kita lihat kesibukan guru dari jam 7 sampai sore jam 3 yang berjalan satu minggu full, yang tidak terlepas dari mengajar murid lalu menyiapkan laporan, belum kegiatan administratif untuk akreditasi , dan lain sebagainya, pertanyaanya, banyak mana tenaga guru itu untuk kebutuhan mengajar atau untuk kebutuhan administratif?, lalu apakah tugas seorang pendidik itu sudah beralih menjadi tukang ketik dengan gaji yang lebih layak dari tukang sapu jalanan?

Pendidikan menjadi pondasi unsur penting dalam peradaban suatu negara tersebut, kita sering mendengar dan membaca sejarah ketika Jepang dibom atom, lalu apa yang diambil oleh kaisar Jepang, pendidikan lah yang diutamakan. Selain itu, merdekanya bangsa Indonesia itu pun juga tidak terlepas dark berbagai tokoh yang terus giat dalam dunia pendidikan, kita tahu Ki Hajar Dewantoro sebagai Bapak Pendidikan yang mengedepankan Humanitas dalam pendidikan, akhirnya kelas yang terbangun di masyarakat bisa pudar dan hilang. Setelah menginjak ke masa-masa orde baru, ada Kuntowijoyo yang terkenal dengan Paradigma Islamnya, beliau juga aktif menulis dan menularkan bahwasanya pendidikan itu bisa dikatakan berhasik ketika pola fikir dan kesadaran dalam diri manusia itu berubah. Jadi dengan diambilnya dua contoh perjalanan tokoh tentang pendidikan itu adalah setiap strategi yang diambil pasti ada impact dari pembelajaran yang dilakukan.

Terlepas dari itu, Mentri Pendidikan baru ini diharap punya power untuk memperbaiki atau merubah suatu sistem pendidikan yang carut marut, perlu kita kawal bersama apakah kurikulum akan berubah fungsi dan tujuannya menjadi lebih mencerahkan?, dan apakah pendidik akan masih disibukkan oleh prihal administratif yang melelahkan?, dan apakah akuntabilitas dari dana pendidikan itu akan pulih dari persoalan macet di pemangku kebijakan atau tidak.

Kemudian dari pada itu, bertambahnya umur Muhammadiyah ke-107 ini dengan membawa tema "Muhammadiyah untuk Bangsa" dan dengan produk unggulan yakni Amal Usaha Muhammadiyah, salah satunya di dunia pendidikan, yakni ada 7.651 sekolah dan 174 perguruan tinggi di berbagai daerah. Ini bentuk nyata Muhammadiyah dalam persoalan pendidikan di Indoensia, dan dengan banyaknya lembaga pendidikan dari Muhammadiyah diharapkan impact yang dihasilkan itu bisa membawa perubahan dan peradaban dalam bernegara. Lalu yang jadi garis bawah penulis, apakah dengan banyaknya lembaga pendidikan dari Muhammadiyah itu sudah membawa perubahan atau belum sama sekali?, atau banyaknya Lembaga Pendidikan di Muhammadiyah ini hanya untuk mewadahi pimpinan untuk menjalankan bisnis?, kami harap tidak.

Jadi, jikalau Negara Indonesia ini berkembang dalam peradabanya, maka semua aspek yang terbagi dari berbagai elemen masyarakat harus betul-betul sungguh-sungguh dalam persoalan pendidikan, tidak hanya pendidik, akan tetapi sebagai keluarga harus mendukung penuh kegiatan belajar mengajar, dan pastinya tidak mengekang dalam belajar. Dan yang terpenting, seluruh masyarakat harus radikal dalam berpendidikan untuk tercapainya peradaban bangsa yang di inginkan bersama-sama.

Amar, Bojonegoro 18 November 2019
Milad Muhammadiyah ke-107
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar