Oleh : *Dinil Abrar Sulthani, M.Pd.I
IMMBOJONEGORO.OR.ID - Bulan ramadhan sangat penting bagi umat Islam, walaupun perintah berpuasa itu ditujukan bagi mereka yang beriman saja. Sebagai bentuk pembelajaran bagi setiap muslim, bahwa mereka yang mengakui puasa sebagai salah satu rukun Islam sudah sepantasnya untuk membuktikan dalam bentuk amal perbuatan. Dengan begitu, barulah mereka dikategorikan sebagai orang beriman/mukmin, yang siap sedia menjalankan perintah puasa dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Maka dengan keikhlasan itu mereka menjadi pribadi yang ikhlas/mukhlis, sebab amalan menjadi indah dan diterima Allah, salah satu syaratnya yang diajarkan dalam agama Islam adalah ikhlas dalam beramal.
Melihat dari usaha perubahan demi perubahan ke arah yang baik, tersirat secara jelas makna pendidikan yang tersemat dalam amalan puasa ini. Maka pendidikan itu ialah adanya upaya 1)serius, 2)konsisten dan 3)berkelanjutan dalam mengamalkan perintah Allah. Sebab ada mutiara akhir yang hendak dicapai bagi orang mukmin yaitu takwa. Takwa sebagai amalan terbaik, baik di dunia sebagai bentuk ketaatan dalam situasi dan kondisi apapun, maupun di akhirat kelak sebagai bekal amalan terbaik menjadi teman, penolong dalam menjalani hari akhir kehidupan. Oleh karena itu, ketakwaan bukan proses instan yang mudah dicapai, tetapi ia adalah amalan yang dioptimalkan secara berkelanjutan.
Upaya 1)keseriusan menjalankan ibadah puasa dapat dimaksimalkan dengan melakukan rutinitas seperi biasanya, sahur dengan makanan yang cukup, niat yang tulus dan menyegerakan pada saat berbuka puasa. Lalu usaha selanjutnya adalah menulis daftar amalan yang dapat dipraktikkan dalam kesehariannya. Daftar itu tergantung dari keinginan pribadi masing-masing, tentu yang amalan wajib sudah ‘aman’ terlebih dahulu. Seperti shalat fardhu, zakat fitrah dan ibadah puasa telah dipraktikkan. Yang ingin ditekankan di sini adalah daftar amalan tambahan yang diprogramkan selama bulan ramadhan, seperti membaca Alquran, shalat tarawih, zikir pagi dan petang, atau bersedekah/infak, dan lainnya.
Daftar amalan yang ditulis merupakan pilihan amalan yang paling disukai masing-masing, bukan berarti membeda-bedakan atau mengabaikan amalan lainnya. Hanya saja untuk mengoptimalkan perlu menentukan amalan yang patut menjadi ciri keberhasilan bulan ramadhan. Contohnya, bagi yang menulis daftar amalan membaca Alquran, hendaknya disertakan pula menulis tujuan dan faedah membacanya, bisa menukilkan hadis keutamaan membaca Alquran, dan juga membaca maknanya/tadabur ayat, membaca terjemahannya dan tafsirnya sehingga menjadi lebih ‘berasa’ dalam beramal. Bisa juga memilih shalat tarawih, hendaknya juga menuliskan manfaat faedah shalat sunnat tersebut, mengerti anjuran hadis tentang tarawih yang di Muhammadiyah sebagai amalan shalat terbaik. Bersambung. []
*Penulis adalah mahasiswa S3 di Univercity Marmara - Turkey
0 Komentar