Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Pasang Iklan Dsini

Perkaderan Sesat



foto penulis ketika aksi di bojonegoro


Bulan- bulan ini dari September hingga akhir  Desember, seluruh organisasi kemahasiswaan saling berlomba mengadakan perkaderan, dan proses semua itu sangat panjang, tidak hanya mengorbankan waktu tapinjuga mengorbankan moril dari para pimpinan saat ini.

Organisasi kemahasiswaan khususnya IMM adalah organisasi perkaderan dan juga pergerakan, yang mana jika rantai perkaderan itu putus maka akan berimbas pada pergerakan IMM itu sendiri dan juga persyarikatan.

Fenomena ini sangat menarik, karena dari seluruh organisasi kemahasiswaan  dalam proses perkaderan ini dari tahun ke tahun sangatlah berbeda-beda caranya, ada yang metode pengajian atau mengadakan balaghoh-balaghoh di kampus, membuat agenda camping bersama calon kader, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, semakin berjalannya waktu, esensi dari perekrutan kader kini semakin memudar. Banyak yang berasumsi ketika mempunyai banyak kader maka akan gampang dapat proyekan dari pemangku kebijakan atau orang-orang terdekatnya, penulis mengatakan seperti itu karena fenomena yang terjadi di daerah Bojonegoro seperti itu, kader banyak untuk kepentingan politik seniornya untuk maju di legislatif atau untuk suksesi menjadi kepala desa.

Lalu apa esensi sebenarnya dalam prosesi perkaderan yang seharusnya todak dilupakan adek-adek mahasiswa saat ini?. Didalam surat An-Nisa ayat 9 dijelaskan "bahwasanya janganlah manusia meninggalkan anak-anaknya atau generasi penerusnya dalam keadaan lemah". Artinya ketika seluruh organisasi kemahasiswaan yang berlandaskan islam itu mau mengkaji dan mengaji ayat Al-Quran akan jelas dan semakin terarah arah perkaderan itu sendiri.

Jadi, kebutuhan perkaderan itu jika kita berlandaskan surat tersebut, perkaderan itu untuk membangun kesadaran kerangka berfikir manusia yang visioner dan survive untuk menghadapi tantangan zaman, bagaimana kita mengajak untuk mereka berdiskusi, membaca, dan menganalisa persoalan yang ada saat ini. Sebagai pimpinan perlu untuk menjemput bola karena ketika rantai perkaderan atau rantai untuk mencerdaskna kehidupan bangsa itu terputus maka bisa dikategorikan orang dzolim yang membiarkan penerus bangsa ini terjebak fikirannya yang berakibat gampang terbawa arus isu sosial yang ada.

Bojonegoro, 18 Oktober 2019
Amar
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar