Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Pasang Iklan Dsini

Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiyah


Muda ini, persoalan antara KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dengan PT. DJARUM terkait isu Eksploitasi anak kini kian meluas, banyak dari netizen yang menanggapi isu tersebut, bahkan Iksan Skuter seorang musisi dengan genre perlawanan dan pergerakan ikut menyikapinya, terdapat di postingan beliau yang membandingkan audisi cabang olahraga Badminton yang dilaksanakan Djarum dengan audisi menyanyi. Di dalam postingan tersebut menggambarkan, bahwasanya dalam audisi menyanyi, seorang anak menyanyikan lagu dewasa sedangkan umur anak tersebut masih tergolong anak-anak.

Iksan Skuter berusaha menyampaikan aspirasinya terkait moralitas anak bukan terkait bakat seorang anak, itu yang dapat disimpulkan oleh penulis atas postingan beliau di media sosial Instagram.

Polemik yang seperti ini perlu disadari bahwasanya negara ini masih tertinggal jauh ketimbang negara lain tentang masalah pendidikan dari aspek mana pun. Artinya, persoalan yang sepele itu dipermasalahkan, sedangkan persoalan yang sangat urgensial tidak pernah tersentuh.

Perlu diketahui, pendidikan di Indonesia ini di bawah Etopia negara yang tergolong miskin di dunia, kalkulasinya adalah pendidikan di Etopia mencapai angka 79 persen, sedangkan Indonesia 77 persen (m.republika.co.id) lumayan bukan. Penilaian layak atau tidaknya pendidikan itu ada beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan guru. Artinya bahwa, sekian ribu sarjana pendidikan yang lahir dari Universitas ternama atau swasta belum mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, minimal dalam segi konsep dalam belajar. Terkadang ada guru yang visioner dalam mengajar, inofatif dalam penyampaian, dan  cara pembelajarannya sangat cocok dengan muridnya, itu pun akan sia-sia jika tidak adanya penunjang dari lembaga atau negara.

Polemik Djarum dengan KPAI ini sama halnya ada guru yang kredibilitasnya bagus dengan minat bakat yang sesuai dengan apa yang diinginkan seorang murid, tapi tidak dapat support dari lembaga ataupun pemerintah. Banyak lembaga pendidikan formal tentunya, terlalu memperkosa murid secara mental lewat pemaksaan terhadap mata pelajaran yang tidak sama sekali disukai oleh murid untuk mendapatkan nilai bagus, atau mungkin tidak adanya keseimbangan antara pelajaran akademik ataupun non akademik.

Kembali lagi persoalan di faktor guru sebagai pahlawan yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Mahasiswa yang fokus dalam fakultas pendidikan atau pun sarjana  pendidika yang telah merdeka dari perjalanany menjadi mahasiswa tidak sama sekali memikirkan pasca sarjana apa yang harus diperbuat, dan rata-rata ketika lulus kuliah pola fikir seorang sarjana pendidikan adalah menjadi guru PNS yang digaji APBN/APBD, akan tetapi ketika menjadi guru tidak manusiawi karena pola mengajar dan ilmu yang diajarkan tidak sesuai sasaran.

Dengan adanya persoalan ini dan sedikit argumentatif dari seorang penulis terhadap analisis sosialnya kepada dunia pendidikan khususnya guru dan metode pembelajaran, bisa memberikan pandangan kepada calon mahasiswa yang memilih jalan akademiknya di fakultas pendidikan untuk tidak hanya menjadikan diri sebagai mahasiswa dan nyaman dengan tugas yang diberikan dosen saat di perkuliahan, akan tetapi aktiflah dalam menganalisa persoalan-persoalan yang ada dan memecahkannya dengan ilmu yang sudah diajarkan.

Penulis teringat konsep ilmu yang diajarkan kepada Kuntowijoyo di dalam bukunya Islam sebagai Ilmu, yang mana teks-teks ilmu tersebut diterapkan dengan konteks yang ada, artinya suatu ilmu itu tanpa adanya amaliyah yang sungguh-sungguh dan tanpa adanya formulasi keilmuan, maka tidak akan ada yang namanya final goal dalam proses berilmu. Seperti halnya slogan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam bergerak, yakni "Ilmu Amaliyah, amal Ilmiyah", dan mahasiswa harus sadar diri untuk menjadikan dirinya sebagai kompetitor dalam berilmiyah ataupun beramaliyah dalam proses berilmu, sebelum menjadi guru-guru yang mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bojonegoro, 11 September 2019
Farhan Ulil Mu'tamar B. (Amar)
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar