Jum'at (02/11) tadi waktu khutbah Jum'at di Masjid Baiturrakhim Soko berbicara tentang politik. Seakan sang khotib sadar bahwasanya umat sudah diambang batas zona nyaman karena suhu politik yang ada di Indonesia mulai memanas.
Satu kutipan dari khotib yang saya ingat sampai sekarang "Politik dalam islam itu harus, guna kesejahteraan umat, keadilan yang seadil2nya, bukan untuk kepentingan pribadi apalagi kelompok, yang terpenting adalah umat!"
Kita semua sadar bahwa sekarang adalah tahun-tahun politik, yang mana Caleg dan Capres/Cawapres saling adu kekuatan untuk merebutkan kekuasan. Tanpa mereka sadari bahwasanya kontestasi mereka dipanggung politik tidak mencontohkan etitud yang baik sebagai wakil rakyat, apalagi mereka saling menjatuhkan dan memfitnah dihadapan khalayak umum, padahal masyarakat dikalangan bawah butuh yang namanya knowladge untuk dicontoh dan diterapkan dalam bermasyarakat.
Misalkan, ketika Mahasiswa merebutkan kekuasan dijajaran BEM, yang mereka lakukan bukanlah untuk perbaikan kampus dimasa yang mendatang, tetapi bagaimana cara kelompoknya atau organisasinya tersebut menjadi penguasa tertinggi di kampusnya. Jikalau cara berebutnya itu anggun dan persaingan tersebut menjadikan alat pendewasaan diri tidak masalah, tetapi jika caranya itu memfitnah satu sama lain sampai adu fisik, itu akan mencerminkan bagaimana bangsa Indonesia ini kedepannya.
Politik sangatlah perlu untuk alat mewujudkan cita-cita, khususnya bangsa Indonesia. Sudah lama bangsa ini diadu domba untuk kepentengan sepihak. Dari penjajahan sampai kemerdekaan masalah yang dihadapi bangsa ini kalau bukan politik adu domba apalagi?. Kemerdekaan belum lama bangsa ini dihebohkan dengan gerakan sparatis yang dilakukan oknum PKI dan akhirnya banyak menelan korban jiwa, salah satunya adalah sahabat dari tokoh pergerakan mahasiswa yaitu Soe Hok Gie.
Masyarakat selama ini buta akan ilmu politik, praktek yang bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh elit politik untuk kelangsungan hidup bangsa ini. Sahabat dari Soe Hok Gie pun sama, beliau menjadi korban kejamnya politik. Bagaimana tidak, masyarakat yang tidak tau sama sekali presiden dan kebijakan presiden dihasut untuk membenci pemimpinya sendiri.
Artinya apa, praktek politik di Indonesia seharusnya memperlihatkan edukasi dalam bersaing, meningkatkan skill lebih bermanfaat ketimbang meningkatkan ego kelompok. Mencari solusi itu adalah tindakan elit politik yang cerdas dan berkemajuan, bukan mencari kesalahan-kesalahan lawan agar dibenci masayrakat dan kalah saat kontestasi berlangsung. Tujuan bersaing bukanlah untuk menjadi pemenang, akan tetapi tujuan dalam bersaing adalah untuk medegradasikan nilai-nilai yang tidak pantas untuk dianut oleh bangsa ini. Didalam Al-quran dijelaskan bahwasnaya "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendir"(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 11)
Di tulis oleh : Farhan Ulil Mu'tamar Burhan (Ketum PK. IMM Salman Alfarisi)
Bojonegoro, 02 Nopember 2018
0 Komentar