PENA-BOJONEGORO, Pagi ini, ketika ku buka WA, seperti biasa dipenuhi dengan pesan grup yang menumpuk. Kujelajahi satu persatu, kubaca. Dan kutemukan sebuah pesan yang menggugah hati ini. Bukan lewat rangkaian kata indah seperti apa yang orang-orang copy dan bagikan di grup. Tapi, melalui dua lembar foto. Tanpa kata-kata indah.
Mahasiswa, kita sudah sering mendengar gelar itu. Terlepas dari devinisi apa yang orang-orang berikan, Mahasiswa selalu memiliki tempat yang istimewa di masyarakat. Lalu bagaimana seharusnya Mahasiswa itu sendiri bersikap? Baiklah, kembali ke materi awal saat pertama kali gelar itu diberikan kepada kita, kita sering mendengar bahwa Mahasiswa adalah agen of change, agen of control. Tapi, apa dasar yang membuat kita dikatakan demikian? Jawabannya adalah kepekaan sosial. Iya, kepekaan terhadap lingkungan lah yang membuat kita berbeda dari yang lainnya. Bukan hanya memiliki intelektual yang tinggi, tetapi bagaimana kita memanfaatkan intelektual yang kita miliki untuk memahami masalah-masalah sosial di lingkungan kita, mengamatinya, mencari solusi kemudian bertindak untuk mengatasinya. Bukan malah sebaliknya, merasa diri sebagai kaum elite dan buta serta tuli terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.
Adalah IMMawati Arum, begitu biasa kami memanggilnya, dia satu angkatan dengan saya di pengkaderan. Dia selalu melakukan hal-hal yang luar biasa untuk memajukan pendidikan. Termasuk terjun di pedalaman yang masih minim pendidikan. Lalu, bagaimana dengan kita di sini? Apa yg telah kita lakukan setidaknya untuk lingkungan terdekat kita? Bukankah kita juga memahaminya? Tak ada gunanya gelar sebagai Mahasiswa kalau hati kita mati
Salam dari kepulauan Yapen
Mudung, 10 Oktober 2017
IMMawan Ainun Najib
IMMawan Ainun Najib
0 Komentar